Rabu, 19 Januari 2011

Kesaksian Gayus Dan Jawaban Satgas Mafia Hukum

Vonis gayus yang ringan yaitu 7 tahun penjara dan denda 300 juta membuat masyarakat Indonesia tidak puas dengan kasus ini. Vonis sudah di jatuh kan kita hanya bisa mengeluh dan kecewa.

Namun dalam sidang tersebut ada kejutan yang di lontarkan Gayus Tambunan, kesaksian Gayus itu mengenai keterkaitan Satgas Mafia Hukum. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung memerintahkan Satgas untuk menjawab kesaksian Gayus.

Berikut Kesaksian Gayus dan jawaban dari Satgas Mafia Hukum


Gayus TambunanKesaksian Gayus Tambunan

Disuruh Denny ke Singapura

Saya tiga kali bertemu Denny Indrayana pada 18 Maret, 22 Maret, dan 24 Maret 2010. Selama pertemuan itu, berulang kali Denny bilang, kalau bisa kasus mafia hukum dipegang Komisi Pemberantasan Korupsi, karena Denny tidak percaya pada Mabes Polri.

Keberangkatan saya ke Singapura pada 24 Maret 2010, langsung ke bandara setelah bertemu Satgas karena disuruh Denny. Agar saya tidak dijadikan korban bersama Andi Kosasih, sambil menunggu Haposan ditangkap terlebih dahulu. Jika Haposan sudah ditangkap maka Denny akan menjemput saya di Singapura dan kembali membawa saya ke Indonesia.

Pada saat bertemu di Singapura, saya memberi tahu Denny dan Ota tentang uang lebih Rp50 miliar di safe deposit box. Namun saya tidak pernah beritahu uang itu dari mana. Di beberapa kesempatan, Denny dan Ota bilang itu dari Bakrie Grup. Saya tidak pernah menyatakan itu.

Politisasi Alihkan Mafia Pajak

Satgas yang mengarahkan dan mengalihkan isu dari mafia pajak yang kemungkinan melibatkan Direktur dan Dirjen Pajak atau mafia hukum yang kemungkinan melibatkan Cirus Sinaga, namun ditakutkan membongkar kasus Antasari, ke kasus kepergian ke Bali yang diduga bertemu Ical, ke Macau dan Singapura untuk amankan aset dan dibeking orang kuat.

Denny dengan cara sengaja meng-upload gambar paspor saya ke twitter-nya. Sehingga perhatian orang tidak lagi ke pejabat pajak yaitu Direktur dan Dirjen Pajak ataupun ke Cirus Sinaga.

Pada waktu bertemu di Singapura, Denny menjanjikan kepada saya. Apabila saya bongkar mafia hukum, saya akan dibantu sebagai whistle blower. Karena Denny dekat dengan media, dia akan omong tiap hari, sehingga hukuman saya akan diringankan.
Kenyataannya justru Denny memojokkan saya terus-menerus dan menjadikan kasus saya sebagai alat politik. Khususnya tiga perusahaan Grup Bakrie yang disuruhnya untuk diungkap.

Adnan Buyung Nasution sesudah sidang itu menjelaskan soal 151 perusahaan yang ditangani Gayus. Buyung mengaku sudah bertanya ke KPK soal 151 perusahaan itu. Dan memang benar ada. Dan sesudah itu, katanya, baru dibongkar polisi. “Kenapa selama ini didiamkan saja.”

Buyung mengaku heran, mengapa selama ini kasus Gayus hanya diarahkan dan diekspos secara selektif kepada tiga perusahaan di bawah Grup Bakrie: Bumi Resources, Kaltim Prima Coal, dan Arutmin.

Dalam persidangan juga, lanjut Buyung, Gayus juga bersaksi bahwa dia menangani 149 wajib pajak. Dari jumlah itu, 44 perusahaan ditangani langsung. "Jadi, dari 44 perusahaan itu kenapa yang diekspos hanya perusahaan Bakrie Group? Ini persoalan," kata Buyung.

Pengacara senior ini menegaskan bahwa jika semua semua perusahaan itu dibongkar, baru di situ akan terbuka bahwa jaringan mafia pajak di Indonesia sudah begitu menggurita. "Anehnya tidak dibongkar," ujar Buyung.

Intimidasi Istri Gayus

Denny tidak hanya berkomunikasi dengan istri saya untuk berkata jujur, tetapi memang ingin mengintimidasi istri saya. Denny bukannya berempati terhadap wanita yang sedang sedih dan tertekan karena suami dipenjara, mengurus anak kecil, malah memaksa istri jujur apakah bertemu Ical (Aburizal Bakrie) di Bali. Padahal, istri sudah jujur tidak bertemu Ical di Bali. Kalau memang tidak bertemu, apa harus bilang bertemu?

Soal Pengacara

Denny yang menyarankan saya memakai pengacara dari Adnan Buyung dan partner, dan mengantar istri dan ibu mertua saya menemui Bang Buyung. Namun justru Denny bermanuver sendiri yang merugikan luar biasa saya dan Bang Buyung, dengan selalu menembak Ical. Bukannya membongkar mafia pajak yang kemungkinan melibatkan Direktur dan Dirjen Pajak, atau membongkar peran Cirus Sinaga yang kemungkinan membongkar kasus Antasari.

Agen CIA dan Permainan Intelijen

Satu hal lagi, berdasarkan cerita John Grice kepada saya, John Grice adalah agen CIA (agen intelijen Amerika Serikat). Dan semua kegiatannya diketahui dan direstui oleh salah seorang anggota Satgas.

Adnan Buyung Nasution menegaskan bahwa soal agen CIA itu baru diungkap sekarang, sebagai buntut dari kasus paspor palsu. Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scott Alan Marciel, menegaskan bahwa tuduhan tentang keterlibatan agen CIA dalam kasus Gayus Tambunan merupakan urusan hukum Indonesia. Penyelesaiannya adalah melalui penyelidikan aparat hukum Indonesia, bukan pemerintah AS.

"Saya tidak tahu siapa orang Amerika yang bernama John Jerome itu. Saya tidak pernah dengar sebelumnya," kata Marciel usai bertemu pimpinan Komisi I DPR RI di Jakarta, Rabu, 19 Januari 2011.



Denny IndaryanaJawaban Satgas

Soal Kepergian ke Singapura

Satgas Anti Mafia Hukum membantah keras bahwa tuduhan Gayus Tambunan. "Satgas membantah keras seluruh tuduhan Gayus Tambunan yang tidak berdasarkan fakta dan mengaburkan masalah mafia pajak yang dilakukannya dengan pihak lain," kata Ota, panggilan Mas Achmad di kantor UKP4, Jakarta, Rabu 19 Januari 2011.

Anggota Satgas, lanjut Ota, sama sekali tidak tahu menahu Gayus akan lari ke Singapura. Bantahan itu, lanjutnya diperkuat oleh isi komuniksasi Denny dengan Gayus. "Ini ada dalam percakapan BBM, terlihat jelas Satgas tidak tahu kemana Gayus pergi."

Soal Politisisasi

Satgas, kata Ota, sama sekali tidak melakukan politisasi dan mengarahkan kasus ini ke perusahaan tertentu. Justru Gayus dan pengacaranya Adnan Buyung Nasution, lanjutnya, yang dalam berbagai kesempatan menyebutkan tiga perusahaan, yakni Kaltim Prima Coal, Arutmin dan Bumi Resources.

Soal pengacara

Kesaksian Gayus soal pengacara, kata Ota, tidak akurat. Satgas, lanjutnya, memang menyadari bahwa Gayus harus didampingi kuasa hukum yang punya integritas dan berkomitmen dalam pemberantasan korupsi. Dalam pertemuan ketiga dengan Gayus, Satgas memang menyarankan nama beberapa pengacara termasuk Adnan Buyung. Tapi, “Gayus lah yang memilih Buyung.”

Soal Agen CIA

Satgas mengaku tidak tahu siapa John Jerome Grice, pembuat paspor palsu, yang disebut Gayus segala perbuatan John disetujui salah seorang anggota Satgas.”Gayus lah yang membuktikannya,” kata Ota.

Dalam konferensi pers situ, Denny Indrayana membeberkan isi BBM dengan Gayus Tambunan. Komunikasi itu berlangsung berkali, termasuk ketika Gayus berada di Singapura. Denny berkali-kali meminta Gayus tidak bersembunyi dan berkata jujur, juga berjanji akan menjemput Gayus di mana pun dia berada. Pertemuan di Singapura, menurut Satgas, benar-benar terjadi secara kebetulan.



Baca Juga

Video Lagu Andai Aku Jadi Gayus Tambunan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

LinkWithin