Animator muda Wahyu Aditya (Adit) dan sutradara Riri Riza memukau industri film Inggris. Begitu bunyi siaran pers yang baru saya terima dari British Council.
Adit dinobatkan oleh dewan juri yang terdiri dari pakar film Ingris sebagai International Young Screen Entrepreneur of the Year 2007, Kamis malam ini, pukul 19.00 di Apollo Theatre West End, London (Jumat pagi waktu Jakarta).
Wahyu Aditya adalah pembuat film pertama di dunia yang meraih gelar International Young Screen Entrepreneur of the Year dari British Council. Ia berhasil mengungguli saingannya tahun ini dari India, Cina, Brazil, Polandia, Slovenia, Lithuania, Nigeria dan Lebanon. Dewan Juri Pauline Burt (Wales Film Agency), Satwant Gill (Kepala Film British Council), dan Duncan Kenworthy (produser film Inggris terlaris) menilai Adit berhasil mengawinkan kreativitas, idealisme, dan bisnis di usia yang sangat muda.
Pada usia 27 tahun Adit telah berhasil menjadi seorang animator sukses, mendirikan sekolah film Hellomotion, dan memprakarsai festival animasi HelloFest! yang setiap tahunnya meraup 10,000 penonton muda di seantero Indonesia.
Sebagai juara ia akan menggondol hadiah sebesar £ 7,500 (sekitar Rp. 138 juta). Uang itu akan dipakai untuk membiayai film animasi serta taman bermain yang terinspirasi dari tokoh-tokoh rekaannya sendiri.
Anggota dewan juri Duncan Kenworthy pun kepincut. "Saya tertarik memodali proyek-proyeknya," ujar produser film Four Weddings and a Funeral, Notting Hill, dan Love Actually itu.
"Wahyu Aditya adalah seseorang yang karismatik, memiliki komitmen pada pengembangan industri animasi di Indonesia," demikian komentar dari dewan juri.
"Sekolah animasi dan festivalnya telah memberikan dampak yang nyata bagi perekonomian di sekitarnya melalui pengadaan lapangan kerja, serta memiliki potensi yang luar biasa untuk tumbuh sebagai potensi ekspor," ia menambahkan.
Dewan juri yakin Wahyu Aditya akan sukses dalam membangun kekuatan industri animasi yang besar di Indonesia.
Sementara itu, film Three Days to Forever (3 Hari Untuk Selamanya) karya Riri Riza dipuji sebagai film terbaik di London International Film Festival 2007. Film ini menjadi satu-satunya persembahan Indonesia di antara 329 judul film yang ditayangkan di London International Film Festival, tahun ini.
Kritikus film Inggris ternama Tony Rayns memujinya sebagai, "karya yang mengguncang kekolotan di Indonesia."
Film yang dibintangi Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti itu pun dikomentari sebagai film terbaik pada festival bergengsi tersebut. "Bagian akhirnya bahkan jauh lebih memukau dibanding film-film bertema perjalanan yang didukung oleh anggaran besar macam Lost in Translation," komentar seorang penonton.
Bagi Riri Riza, yang belajar film di Royal Holloway University of London atas beasiswa dari pemerintah Inggris pada tahun 2000, ini untuk kali kedua karyanya tampil di London Film Festival setelah Eliana, Eliana pada 2002.
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=4416
Tidak ada komentar:
Posting Komentar